BIOGRAFI KI HAJAR DEWANTARA


Ki Hajar Dewantara Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889.Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya.

Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan pengabdian demi kepentingan bangsanya. Ia menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.


Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.


Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka.


Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Tetapi pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg berusaha menghalangi kehadiran partai ini dengan menolak pendaftaran itu pada tanggal 11 Maret 1913. Alasan penolakannya adalah karena organisasi ini dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.

Kemudian setelah ditolaknya pendaftaran status badan hukum Indische Partij ia pun ikut membentuk Komite Bumipoetra pada November 1913. Komite itu sekaligus sebagai komite tandingan dari Komite Perayaan Seratus Tahun Kemerdekaan Bangsa Belanda. Komite Boemipoetra itu melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut.

Sehubungan dengan rencana perayaan itu, ia pun mengkritik lewat tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). Tulisan Seandainya Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker itu antara lain berbunyi:

"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu.

Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka dan sekarang kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda. Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingannya sedikitpun".

Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukuman tanpa proses pengadilan, berupa hukuman internering (hukum buang) yaitu sebuah hukuman dengan menunjuksebuah tempat tinggal yang boleh bagi seseorang untuk bertempat tinggal. Ia pun dihukum buang ke Pulau Bangka.

Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo merasakan rekan seperjuangan diperlakukan tidak adil. Mereka pun menerbitkan tulisan yang bernada membela Soewardi. Tetapi pihak Belanda menganggap tulisan itu menghasut rakyat untuk memusuhi dan memberontak pada pemerinah kolonial. Akibatnya keduanya juga terkena hukuman internering. Douwes Dekker dibuang di Kupang dan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke pulau Banda.

Namun mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda karena di sana mereka bisa memperlajari banyak hal dari pada didaerah terpencil. Akhirnya mereka diijinkan ke Negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari pelaksanaan hukuman.

Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berhasil memperoleh Europeesche Akte.
Kemudian ia kembali ke tanah air di tahun 1918. Di tanah air ia mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan.

Setelah pulang dari pengasingan, bersama rekan-rekan seperjuangannya, ia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.

Tidak sedikit rintangan yang dihadapi dalam membina Taman Siswa. Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932. Tetapi dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut.

Di tengah keseriusannya mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Tamansiswa, ia juga tetap rajin menulis. Namun tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Tulisannya berjumlah ratusan buah. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.

Sementara itu, pada zaman Pendudukan Jepang, kegiatan di bidang politik dan pendidikan tetap dilanjutkan. Waktu Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar duduk sebagai salah seorang pimpinan di samping Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur.

Setelah zaman kemedekaan, Ki hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (bapak Pendidikan Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Penghargaan lain yang diterimanya adalah gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada pada tahun 1957.

Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, ia meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana.

Kemudian oleh pihak penerus perguruan Taman Siswa, didirikan Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara. Dalam museum ini terdapat benda-benda atau karya-karya Ki Hadjar sebagai pendiri Tamansiswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional.

Bangsa ini perlu mewarisi buah pemikirannya tentang tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi.

Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di depan memberi teladan).
»»  READMORE...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

YANG KU TAHU CINTA ITU INDAH

Afgan feat Nagita Slavina

Tak pernah aku membayangkannyaBila insan sedang patah hatiKali ini ku rasakan sesungguhnya
Siang hari ku bagaikan malamPelangi pun berwana kan gelapIni kah yang di namakan patah hati
Tak ingin ku jalani cInta yang beginiYang kutahu cinta itu indahTak ingin ku rasakan jiwa yang tak tenangKu mau kau tetap disisiku
Siang hariku bagaikan malamPelangi pun berwarnakan gelapIni kah yang dinamakan patah hati
Tak ingin ku jalani cInta yang beginiYang kutahu cinta itu indahTak ingin ku rasakan jiwa yang tak tenangKu mau kau tetap disisiku
dan tak ingin ku rasakanjiwa yang tak tenangku mau kau tetap disisiku
Siang hariku bagaikan malam
Pelangi pun berwarnakan gelap

»»  READMORE...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TIME OF MY LIFE


David Cook
I've been waiting for my dreams
To turn into something
I could believe in
And looking for that
Magic rainbow
On the horizon
I couldn't see it
Until I let go
Gave into love and watched all the bitterness burn
Now I'm coming alive
Body and soul
And feelin' my world start to turn

And I'll taste every moment
And live it out loud
I know this is the time,
This is the time
To be more than a name
Or a face in the crowd
I know this is the time
This is the time of my life
Time of my life

Holding onto things that vanished
Into the air
Left me in pieces
But now I'm rising from the ashes
Finding my wings
And all that I needed
Was there all along
Within my reach
As close as the beat of my heart

So I'll taste every moment
And live it out loud
I know this is the time,
This is the time to be
More than a name
Or a face in the crowd
I know this is the time
This is the time of my life
Time of my life

And I'm out on the edge of forever
Ready to run
I'm keeping my feet on the ground
My arms open wide
My face to the sun

I'll taste every moment
And live it out loud
I know this is the time,
This is the time to be
More than a name
Or a face in the crowd
I know this is the time
This is the time of my life
Time of my life
More than a name
Or a face in the crowd
I know
This is the time
This is the time of my life.
This is the time of my life
.

»»  READMORE...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CARA MEMBUAT LABEL


Tidak banyak orang yang bingung bagaimana cara membuat Label di Blog. Dan akhirnya mencari tutorial di google itupun pasti juga ada yang bias memahami. Sebenarnya mudah tetapi kita harus memiliki kemampuan pemahaman yang cukup untuk mengartikan kata-kata di tutorial tersebut. Nah sebelum membuat Label tersebut, kita pahami dulu yuk Label itu apa ?
Apa itu label? Pasti ingatkan kalo kita beli barang di supermarket,disetiap barang pasti ada label harga,label jenis barang dan lain lain.nah di blog juga ada seperti itu.jadi label disini untuk mengelompokkan jenis-jenis postingan dalam blog anda.bisa anda lihat contohnya ada di blog ini. Blogspot sendiri telah menyediakan fasilitas seperti ini.jadi anda bisa memanfaatkannya dengan mudah.dengan memasang label,maka akan mempermudah pengjung blog membaca artikel artikel yang telah anda tulis.dalam tips dan trik blog kali ini akan diajarkan cara membuat label.

cara memasang label pada blog:

ada2 cara :

A.melalui menu posting
1.login ke blogger.com
2.klik new post
2.sekarang anda ada didalam menu posting.lihat dibagian paling bawah kiri.disana ada tulisan label
3.anda bisa menuliskan label di kolom tersebut.nanti label yang telah anda tulis disana otomatis akan langsung tersimpan dengan sendirinya.

B.melalui menu dasboard
1.login ke blogger.com
2.anda akan langsung masuk ke menu dasborad.klick edit post di bagian blog yang akan anda tambahkan label
3.di menu edit post akan muncul daftar tampilan semua tulisan/postingan anda
4.centang setiap postingan yang ingin anda tambahkan label
5.setelah itu klik bagian atas yang bertuliskan label.pilih new label..tuliskan nama label yang ingin anda gunakan.maka otomatis postingan yang tadi anda pilih telah tertempel label.

setelah pembuatan label selesai,sekarang kita akan memunculkan label label yang telah kita buat ke dalam blog.caranya:
1.masuk ke bagian layout-page element-gadgets (
tata letak halaman elemen-gadget)
2.nanti akan muncul banyak sekali gadgets..
3.pilih "label"
4. atur letak label sesuai dengan yang anda inginkan.
5.kemudian save perubahan yang telah anda buat

Nah, sekarang coba anda kembali ke blog anda. Lihat sekarang label sudah muncul di blog anda.
Terimakasih
»»  READMORE...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CARA UPLOAD GAMBAR DI FILCKR


Bagi para pemula pasti bingung cara mengoperasikan filckr,malah ada yang belum mengerti apa itu filckr. Nah disini tempatnya anda mengetahui tentangapa itu FLICKR dan cara mengupload foto ke flickr.yuk pelajari disini.

Yang pertama apa itu Flickr ? Flickr adalah layanan hosting tempat menyimpan gambar milik yahoo yang memiliki banyak sekali pengguna Di seluruh dunia . Mungkin Para blogger ingin menyimpan gambar/foto-fotonya untuk keperluan blogging ,misalnya saja untuk membuat favicon atau hanya sekedar ingin memajang foto. dalam postingan kali ini akan mmbahas bagaimana cara upload gambar di Flickr.com Mulai dari Pendaftaran sampe nempatin gambar yang diupload ke dalam blog . Langsung ajah yuk kita Praktek . capcuuzz


Ikuti lankah-langkah berikut untuk upload gambar di flickr :

1.Klik www.flickr.com. Lalu klik Create yout account .

2.Silakan sig in dengan email yahoo anda . klo misalnya anda belum memiliki email di yahoo . silakan klik 
SIG UP yang ada di bawah .

3.Isikan Nama untuk akun Flickr anda Pada Form "Choose your new Flickr screen name" Lalu Klik "Create A New Account"

4.Setelah itu klik "Upload your first photos" Setelah itu klik lagi "Choose Photos and videos" Kemudian pilih gambar yang ingin anda upload .

5.Setelah anda memilih File gambar yang akan di upload Centang pada chex Box "Public" Lalu Klik "Upload Photos and Videos". Tunggu beberapa saat sampai file ter-upload .

6.Setelah file Ter-upload Klik "add a description" jika anda tidak membutuhkan Description Langsung saja klik "save" yang ada di bawah .

7.Jika anda ingin menaruhnya diblog silakan klik gambar yang telah anda upload Lalu klik "all size" Dan copy paste semua kode HTMl yang muncul ke blog anda . atau jika anda ingin menggunakanya untuk favicon silakan copy paste link yang ada di bawah kode HTML Tersebut.

Selesei J
»»  READMORE...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PENGERTIAN BLOG


Blog menjadi populer akhir-akhir ini dan Anda mungkin punya ide apa yang dimaksud dengan blog tapi jika ditanya, semua orang pasti akan memiliki pendapat yang berbeda. Namun usaha untuk mengerti tentang blog itu sangatlah penting, terutama bila Anda ingin menjadikan blog sebagai salah suatu bisnis sampingan atau utama anda.
Kata blog berasal dari gabungan dua kata yaitu web dan log. Dengan pengertian, blog adalah kumpulan atau catatan pikiran, ide, foto, video, tautan dan apa saja tentang Anda. Secara teknis, kumpulan konten ini diurutkan secara kronologis terbalik. Yang terbaru di atas dan seterusnya ke bawah dan halaman berikutnya. Kumpulan tulisan singkat dapat saja dikatakan sebagai blog.
Ada yang mengkategorikan lebih jauh menurut ciri-cirinya, yaitu memiliki judul, batang tubuh, komentar, tanggal serta waktu penulisan dan penerbitannya. Tapi ciri-ciri seperti ini semakin kabur seiring berjalannya waktu. Misalnya, salah satu perangkat lunak pembuat blog yang terkenal, WordPress, telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga berubah fungsi. Sekarang ini, selain dipergunakan sebagai blog, WordPress juga dapat dijadikan alat bantu manajemen konten situs.
Dari situs iklan baris sampai jejaring sosial, semua dapat dibangun menggunakan WordPress dan plugin-nya, yang mana merupakan cara memperluas dan menambah fasilitas pada kerangka dasar yang ada. Dengan kata lain, blog dapat dibuat sesederhana atau sekompleks mungkin dengan berbagai fitur tergantung apa yang diinginkan oleh pembuatnya.

»»  READMORE...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Contoh KATA PENGANTAR study wisata ke Bali


Atas limpahan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penulis bersyukur dapat menyelesaikan karya tulis mengenai karyawisata yang telah penulis laksanakan di Bali pada tanggal 25 juni – 29 juni 2012 dengan lancar dan baik.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menyadari telah memperoleh banyak bantuan baik secara langsung maupun tidak. Untuk itu sudah sepantasnya  penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Bapak Drs. Sugino  selaku Kepala SMA 2 BAE Kudus yang telah mengizinkan kami wisata ke Bali
3. Bapak Susilo D. Prijadi, selaku wali kelas yang telah menjaga, mendampingi dan memotivasi kami sebelum ke bali serta  selama perjalanan wisata ke Bali
4. Ibu Drs. Yulianti Dwi Astuti, selaku pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan bantuan dalam penyusunan laporan ini.
5. Keluarga kami yang mendukung sepenuhnya atas  pembuatan Laporan Perjalanan ini
6. Semua teman-teman SMA 2  BAE yang mengikuti karya wisata ini.
Semoga amal kebaikan Bapak/Ibu dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian tugas karya tulis ini dapat memperoleh imbalan yang sesuai dari Tuhan Yang Maha Esa.
 Penulis juga menyadari bahwa dalam karya tulis ini masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki dan menyempurnakan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat diperoleh manfaatnya dan menambah pengetahuan pada pembaca.
                                                                                                            Kudus,

                                                                                                            Penulis
»»  READMORE...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Reservoir, dr Kariadi dan Petempuran 5 Hari Semarang


” Bila suatu saat anda mampir di Semarang dan hendak pergi ke daerah Candi
dari Simpang Lima, anda dapat memilih menyusuri jalan pintas lewat Jl Pahlawan
Setelah melewati perempatan air mancur Undip dan terus menuju ke atas
anda akan menemui perempatan Siranda
adan akan sebaiknya terus menanjak menyusuri Jl Siranda
dan ketika jalanan hendak mendatar,
sebelumn petigaan Wungkal palingkanlah tatapan anda ke kanan : ”
***
RESERVOIR SIRANDA
Tapak bangunan ini berarda di pertigaan Jalan Diponegoro. Keseluruhan bangunan berupa kubah dengan menara copula diatasnya. Sebagai pintu masuk adalah dinding yang dipertinggi dan membentuk gerbang dengan detail-detail berbentuk lengkung busur. Diatasnya bertuliskan Reservoir Siranda serta angka tahun pembangunannya. Pada kiri kanannya terdapat sayap dari batu berbentuk segitiga dengan ornamen motif geometris. Dinding sebagai pintu masuk kedalam kubah berjumlah dua buah yang masing-masing menghadap Jalan Diponegoro dan Jalan Wungkal.
Pondasi bangunan dari batu kali. Bagian kaki bangunan diekspose berbentuk pagar batu dari batu kali. Bangunan kubah tertutup dengan rumput kecuali pada cupola. Dinding entrance dari batu bata yang ditutup dengan plester. Pintu masuk berambang atas lengkung dan dibuat serangkai dengan ventilasi diatas pintu. Daunpintu bertipe ganda dengan panel krepyak kayu. Pintu diapit oleh jendela yang disangga dan berambang atas lengkung. Daun jendela berpanel krepyak kayu dengan daun ganda. Bangunan reservoir ini dikelilingi oleh pagar pembatas dari besi dengan pintu gerbang dengan bentuk dasar serupa dengan dinding entrance.
Bukaan pintu gerbang berambang atas lengkung archivolt trim dengan pintu gerbang dari besi sebagai tambahan. Bagian cupola ditutup dengan atap kerucut dengan bahan seng. Disekelilingnya terdapat jendela krepyak. Tapak bangunan Siranda ini terletak di daerah yang berbukit-bukit serta dipisahkan oleh jalan kecil yang ditumbuhi pohon-pohon yang tinggi dengan Jalan Raya Diponegoro. Dari kejahuan bangunan ini tidak tampak sebagai bangunan yang masif tetapi lebih menampakan sebagai taman dengan bentuk kubah dan pintu gerbang yang berbentuk unik.
Reservoir Siranda dibangun pada tahun 1912 dan difungsikan sebagai tempatpenampung air untuk memenuhi  kebutuhan masyarakat Semarang. Selain itu bangunan ini mempunyai nilai historis yang tinggi karena diyakini sebagai tempat tewasnya Dr. Kariadi oleh tentara Jepang. Bermula dari tersebarnya kabar bahwa penampungan air atau Reservoir Siranda akan diracuni oleh tentara Jepang sebagai upaaya Jepang untuk menguasai Kota Semarang.
Dr. Kariadi, seorang dokter muda di Semarang berusaha untuk menyelidiki kebenaran kabar tersebut dengan memeriksa di sekitar Reservoir Siranda. Namun di dalam baku tembak antara pejuang Indonesia dengan tentara Jepang disekitar Reservoir Siranda, Dr. Kariadi terbunuh. Kejadian ini merupakan penyulut Perang Lima Hari di Semarang. Nama Dr. Kariadi sendiri kemudian diabadikan sebagai nama sebuah Rumah Sakit di Jl. Dr.Sutomo Semarang.
***
PERTEMPURAN 5 HARI DI SEMARANG
” Bangunan itu tidak tinggi tapi tepat di tengah kota sekaligus menjadi ciri khusus kebanggaan warga Semarang : Tugu Muda, di balik tugu sederhana ini menyimpan cerita perlawanan yang gigih “
Bermula dari tentara Jepang yang masih bercokol di wilayah Semarang meskipun Soekarno – Hatta atas nama Bangsa Indonesia telah mengumumkan kemerdekaan Indonesia melalui Proklamasi. Pada hari yang sama berita proklamasi tersebut tersiar juga siang harinya di Mesjid Kauman sebelum khotbah sholat jumat dilaksanakan.
Bulan-bulan berikutnya tentara Jepang makin gelisah menghadapi keadaan yang semakin genti setelah tertembaknya seorang pejabat kesehatan, Dokter Kariadi. Tentara Jepang memutuskan bertindak dengan pertimbangan lebih baik menyerang terlebih dahulu daripada diserang oleh para pemuda Semarang.
Tanggal 14 Oktober 1945, pergerakan tentara Jepang dari Markas Kido Butai di Jatingaleh (sekarang digunakan sebagai markas RPKAD) sebagai awal Pertempuran Lima Hari di Semarang dimulai.
Formasi siap tempur tentara Jepang adalah:
Pasukan tempur anak buah dari Mayor Yagi, sebanyak 472 orang
Kompi meriam dipimpin oleh Kapten Fukuda, sebanyak 66 orang
Kompi 9 dipimpin oleh Kapten Motohiro, sebanyak 155 orang
Kompi 10 dipimpin oleh Kapten Nakasima, sebanyak 155 orang
Pasukan cadangan, dipimpin oleh Kapten Yamada, sebanyak 101 orang
Pergerakan formasi tentara Jepang meyerang Kota Semarang sebagai berikut. Mayor Yagi akan bertugas disebelah kiri dengan sasaran Markas BKR, Polisi, Jalan Pemuda, sebelah kiri dan kanan jalan dan seterusnya memelihara keamanan di daerah itu. Kompi 9 dan kompi 10 akan bergerak ke kanan dengan sasaran utama penjara Mlaten, sekolah dagang dan terus menuju Demak.
Tentu saja pegerakan tentara Jepang ini mendapat perlawanan seluruh penduduk Semarang. Semrang diberbagai tempat terjadi perlawanan hebat. Para pejuang bersatu untuk tetap mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih sampai titik darah penghabisan. Menurut catatan sejarah, pertempuran mereda pada tanggal 19
Oktober 1945. Oleh bangsa Indonesia, peristiwa itu dikenang sebagai peristiwaPertempuran Lima Hari di Semarang.
***
DR KARIADI
“Orang Semarang lebih mengenalnya sebagai nama rumah sakit ketimbang
sejarah perjuangan …”
Hanya Diundang ke Semarang untuk Dua Acara Tak banyak publik di Semarang yang mengenal nama dokter Kariadi. Pahlawan yang berjuang menyelamatkan Reservoir Siranda dari usaha pembunuhan masal dengan racun oleh tentara Jepang itu kini hanya namanya yang diabadikan.
IRONISNYA, perjuangan dr Kariadi itu hanya dihargai sebuah medali bintang kebaktian sosial yang didapat secara anumerta. Keluarga yang ditinggalkan pun memilih hijrah ke Jawa Barat dan hidup sebagai warga biasa tanpa fasilitas dan perhatian dari pemerintah. Sedikit sekali peninggalan sejarah yang menceritakan perjuangan dr Kariadi.
Sampai-sampai Chusnul Hayati, dosen ilmu sejarah Undip, harus bekerja ekstrakeras untuk mendapatkan catatan sejarah tentang dokter kelahiran Singosari, Malang, Jawa Timur, itu. Usahanya justru banyak tertolong setelah bertemu dengan Prof Dr dr Sri Haryati, putri bungsu dr Kariadi. Haryatilah yang selama ini setia mengumpulkan lembar demi lembar kliping yang memuat tentang ayahnya.
Memang hanya itulah yang bisa dilakukan untuk mengabadikan kenangan tentang laki-laki yang pernah menjadi kepala keluarganya tersebut. Saat dr Kariadi gugur dalam pertempuran dengan Jepang, Haryati masih sangat kecil.
Dia waktu itu baru berusia lima tahun. Haryati hanya bisa mengingat janji sang ayah yang akan membelikan es krim saat pulang nanti. Sayang, janji tersebut tak pernah dipenuhi karena Jepang telanjur membunuh ayahnya.
Kenangan yang tak kalah pedih dialami Kartini, putri sulung dr Kariadi. Sebagai anak sulung, dialah yang paling ingat detik-detik menjelang kepergian sang ayah untuk selamanya. Masih jelas di ingatan Kartini, Sunarti -ibunya- meminta agar sang ayah membatalkan niat untuk mengawasi- Reservoir Siranda yang waktu itu dikabarkan akan diracun Jepang. Tetapi, rupanya niat dr Kariadi tak bisa dibendung ehingga dia nekat menumpang truk milik pemuda pejuang untuk bersama-sama menuju Reservoir Siranda.
“Sebenarnya, saya punya firasat dan mami sudah melarang. Karena itu, ketika papi tak pulang-pulang, saya ikut gelisah dan khawatir terjadi apaapa. Ternyata, memang benar,” ceritanya mengungkapkan kenangan pahit sebelum ayahnya gugur.
Meski menjadi putri tertua, Kartini yang sempat didampingi ayahnya selama sebelas tahun mengaku tak punya banyak kenangan manis. Maklum, saat itu zaman perjuangan dan semuanya hidup serbasusah. Apalagi sang ayah yang memiliki dedikasi besar terhadap masalah kesehatan masyarakat kecil memilih untuk tinggal berpindah-pindah tempat. Daerah yang dipilih pun umumnya pedesaan dan terpencil. “Tidak banyak yang saya ingat karena papi itu sibuk dan jarang di rumah. Sehingga kami jarang kumpul,” tutur Kartini.
Dokter Kariadi memang terkenal sebagai dokter yang gemar bereksperimen. Hampir sebagian besar waktunya dihabiskan di laboratorium. Dia berhasil menemukan minyak kenanga yang berguna untuk pengobatan. Setelah pendidikan kedokterannya dirampungkan dalam waktu 10 tahun, dia hijrah ke Irian Barat seorang diri. Dia meninggalkan ketiga putranya hanya bersama Sunarti yang saat itu tengah merampungkan pendidikan kedokteran gigi.
Dalam pengabdiannya untuk masyarakat Irian Barat, dr Kariadi juga menemukan spesies nyamuk yang menyebabkan penyakit malaria. Sayangnya, penemuan itu diklaim sebagai penemuan pimpinannya. “Setelah mami lulus kuliah kedokteran, kami menyusul ke Irian,” lanjut Kartini.
Masa kecil mereka sewaktu tinggal di Irian Barat masih diabadikan dengan rapi dalam foto-foto keluarga. Gambar hitam putih itu tersimpan bersama file-file tentang dr Kariadi yang dikumpulkan Sri Haryati. Di antara ketiga kakak beradik keturunan dr Kariadi itu, hanya Sri Haryati yang mewarisi ilmu ayahnya. Kartini mengaku tak sempat mengenyam pendidikan tinggi karena hidup berpindah-pindah saat perang. Satu-satunya putra dr Kariadi yang bernama Kartono memilih mendalami teknik dan meraih gelar insinyur. “Saya juga ndak tahu, padahal kakek dan paman dari pihak papi juga dokter. Tapi, anak cucunya kok tidak ada yang tertarik. Cuma saya yang mendaftar sekolah dokter di Undip dan akhirnya diterima,” cerita Sri Haryati yang kini meneruskan jejak sang ibu, mengabdikan diri di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
Meski begitu, profesi dokter justru diakui bukan cita-citanya sejak kecil. selepas SMA, Haryati sebenarnya lebih tertarik untuk mempelajari ilmu jurnalistik atau sejarah. Sayangnya, waktu itu belum banyak sekolah yang menyediakan jurusan sesuai keinginannya. Karena itu, dia memilih sekolah dokter. Selepas kepergian ayahnya, keluarga dr Kariadi mengaku tak pernah menggunakan jasa sang ayah untuk memuluskan jalan. Diterimanya Haryati sebagai mahasiswa Undip juga merupakan hasil kerja keras sendiri. “Nggak ada yang tahu saya putra d. Kariadi. Penghargaan papi juga tidak ada. Setelah papi meninggal, kami ini tak ada rumah. Semua kan milik dinas,” ujar profesor di bidang penyakit dalam itu.
Haryati sebenarnya juga heran, sejak kepergian ayahnya, tak ada perhatian sedikit pun dari pemerintah untuk keluarganya. Bahkan di Semarang, namanya bisa dibilang tak dikenal. Satu-satunya penghormatan untuk keluarga dr Kariadi hanya didapat menjelang peringatan pertempuran lima hari di Semarang yang mengakibatkan sang ayah gugur serta ketika RS dr Kariadi berulang tahun.
Saat itulah, baru pihak rumah sakit menghubunginya untuk memberikan sambutan dalam rangka peringatan ulang tahun. Selain itu, tak ada seorang pun yang tertarik untuk menggali informasi tentang ayahnya. Bahkan, sewaktu kuliah, Haryati sedih ketika pemerintah memberikan kesempatan studi ke Jepang untuk beberapa temannya. Untungnya, sang ibu membiasakan anaknya hidup penuh perjuangan dan tak pernah terlalu mengunggulkan jasa sang ayah. Karena itu, Haryati maupun Kartini tak pernah menuntut hak sebagai putra pahlawan kepada pemerintah.
( dirangkumkan : dari berbagai sumber )
»»  READMORE...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sejarah dr. Kariadi

 Kariadi lahir di Kota Malang, pada 15 September 1905. Pendidikannya dimulai di Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Malang dan ditamatkan di HIS Sidoardjo, Surabaya, lulus pada 1920. Pada 1921, ia berhasil memasuki Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) atau Sekolah Kedokteran untuk Pribumi di Surabaya dan lulus pada 1931. Begitu lulus, dr. Kariadi bekerja sebagai asisten tokoh pergerakan, dr. Soetomo, di Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) di Surabaya. Setelah berdinas tiga tahun, dr. Kariadi ditugaskan ke Manokwari, Tanah Papua.

    Dokter Kariadi menikah dengan drg. Soenarti, lulusan STOVIT (Sekolah Kedokteran Gigi) di Surabaya. Soenarti lulus sebagai dokter gigi pribumi pertama di Hindia Belanda. Setelah bertugas selama tiga tahun di Manokwari, dr. Kariadi kemudian dipindahkan ke Kroya (Banyumas). Baru dua tahun bertugas di sini, dr. Kariadi ditugaskan lagi ke luar Jawa, yaitu ke Martapura dan selesai bertugas 15 Mei 1942. Setelah itu, tepatnya 1 Juli 1942, dr. Kariadi ditugaskan sebagai Kepala Laboratorium Malaria di RS Pusat Rumah Sakit Rakyat (Purusara) di Semarang.


Perang kemerdekaan terjadi tidak lama setelah proklamasi dikumandangkan, termasuk di Semarang. Para pemuda terus berusaha merebut persenjataan milik tentara Jepang. Pada 13 Oktober 1945 suasana di Semarang sangat mencekam. Tanggal 14 Oktober, Mayor Kido menolak penyerahan senjata sama sekali. Para pemuda pun marah dan rakyat mulai bergerak sendiri-sendiri. Aula Rumah Sakit Purusara dijadikan markas perjuangan. Para pemuda rumah sakit pun tidak tinggal diam dan ikut aktif dalam upaya menghadapi Jepang.

Pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan kemudian menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber air minum bagi warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah.


    Selepas Magrib, ada telefon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan agar dr. Kariadi segera memeriksa Reservoir Siranda karena berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi, yang bertugas sebagai Kepala Laboratorium Rumah Sakit Purusara pun dengan cepat memutuskan harus segera pergi ke sana. Suasana sangat berbahaya karena tentara Jepang telah melakukan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya pergi mengingat keadaan yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi berpendapat lain, ia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu karena menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Akhirnya drg. Soenarti tidak bisa berbuat apa-apa.

    Tengah malam telefon berdering di rumah dr. Kariadi. Soenarti mengangkat telefon itu, ternyata dari Rumah Sakit Purusara: dr. Kariadi ditembak tentara Jepang dan tidak tertolong lagi nyawanya. Soenarti pun menangis. Hingga keesokan harinya, keluarga dr. Kariadi kebingungan karena tidak bisa datang ke rumah sakit, di mana jasad dr. Kariadi terbaring penuh luka karena suara tembakan terus terdengar di luar rumah.

    Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Ia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, keadaan dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Ia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan.

     Sekitar pukul 3.oo WIB, 15 Oktober 1945, Mayor Kido memerintahkan sekitar 1.000 tentaranya untuk melakukan penyerangan ke pusat Kota Semarang. Sementara itu, berita gugurnya dr. Kariadi yang dengan cepat tersebar, menyulut kemarahan warga Semarang. Hari berikutnya, pertempuran meluas ke berbagai penjuru kota. Korban berjatuhan di mana-mana. Pada 17 Oktober 1945, tentara Jepang minta gencatan senjata, namun diam-diam mereka melakukan serangan ke berbagai kampung.

     Sementara itu, karena kesibukan yang luar biasa dan situasi yang sangat gawat, jenazah dr. Kariadi belum dapat dimakamkan. Barulah pada 17 Oktober 1945, jenazah dimakamkan di halaman rumah sakit. Pemakaman berlangsung khidmat dengan naungan bendera Merah Putih meskipun sering terganggu dengan tembakan musuh. Anak-anak dr. Kariadi hadir di pemakaman, sedangkan istrinya merasa tidak mampu menyaksikan.

    Pada 19 Oktober 1945, pertempuran terus terjadi di berbagai penjuru Kota Semarang. Pertempuran ini berlangsung lima hari dan memakan korban 2.000 orang Indonesia dan 850 orang Jepang. Di antara yang gugur, termasuk dr. Kariadi dan delapan karyawan RS Purusara.

     Pada 5 November 1961, kerangka dr. Kariadi dipindahkan dari halaman RS Purusara ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Semarang. Menurut putrinya, Prof. Dr. Sri Hartini K.S. Kariadi, dr., Sp.PD-KEMD, ketika kerangka ayahandanya dipindahkan itu, ia sempat ikut memeriksa tulang-belulang ayahandanya. Sebagai mahasiswa kedokteran (waktu itu) ia melihat di tengkorak terdapat retakan membentuk celah, yang menunjukkan bekas pukulan benda tajam (mungkin dipukul dengan sangkur, sebelum ditembak).

    Sebagai penghargaan atas jasa-jasa dr. Kariadi, pada 1964, RSUP Purusara (yang sejak 1949 menjadi RSUP Semarang), diganti namanya menjadi "Rumah Sakit Dokter Kariadi", dan pada Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1968, dr. Kariadi dianugerahi Satyalencana Kebaktian Sosial oleh Presiden Soeharto, secara Anumerta. Sebenarnya dr. Kariadi juga telah menghasilkan karya besar di bidang pemberantasan penyakit malaria melalui dan menemukan minyak "Oleum Pro-microscopieKar" yang sangat penting dalam menangani penyakit malaria dan filariasis yang berjangkit di berbagai daerah di Indonesia.
»»  READMORE...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS